Tim Dosen Universitas Pertamina, Dr. Farah Mulyasari, S.T., M.Sc. dan Harya Dwi Nugraha, M.Sc., DIC, Ph.D., memperkuat perencanaan terpadu menghadapi natural hazard yang termasuk melalui riset terapan, pendampingan teknis, dan koordinasi lintas lembaga. Fokusnya mencakup penilaian risiko multi bahaya pada kawasan industri, penyusunan skenario kontinjensi, serta penataan mekanisme komando dan komunikasi darurat yang dapat dieksekusi bersama.

Dalam kerangka all-hazards, tim menekankan risiko Natech, yaitu bencana teknologi yang dipicu bahaya alam, yang berpotensi menimbulkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, dan kerugian ekonomi. Karena itu, pengelolaan risiko dirancang terpadu antara tata kelola, rekayasa teknis, dan kondisi sosial ekonomi. 

Praktik kolaboratif ini diujikan dalam latihan bersama, seperti ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2018 yang memadukan tabletop, command post, dan latihan lapangan bertema penguatan respons kolektif kawasan. Kegiatan tersebut melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance bersama pelaku industri dan unsur masyarakat, sehingga rute evakuasi, buffer zone, protokol keselamatan kerja, serta prosedur komunikasi risiko dapat disepakati, diuji, dan diperbaiki bersama.

Rangkaian aktivitas tersebut menghasilkan keluaran berbasis bukti yang terdokumentasi secara ilmiah pada tahun 2024 melalui Buku All-Hazards Approach, Bab 6, berjudul “Natural Hazards Impacts on Industry and Critical Facility: Natech Risk Management toward Resilience Building in Indonesia”, yang menegaskan kontribusi Universitas Pertamina dalam perencanaan kooperatif menghadapi natural hazard bersama pemerintah dan mitra industri.